Di era digital saat ini, visualisasi data bukan lagi sekadar tambahan—ia adalah kebutuhan. Dengan banyaknya data yang dihasilkan setiap hari, perusahaan harus mampu menyajikan informasi secara cepat, ringkas, dan mudah dipahami. Tableau hadir sebagai salah satu tools visualisasi data terpopuler, dan salah satu fitur andalannya adalah kemampuan membuat dashboard yang interaktif dan informatif.
Apa Itu Tableau Dashboard?
Dashboard di Tableau adalah tampilan gabungan dari berbagai visualisasi data (worksheet) yang disusun menjadi satu layar terpadu. Berbeda dengan worksheet biasa yang hanya menampilkan satu grafik, dashboard menyatukan beberapa grafik dan filter dalam satu tampilan. Hal ini sangat berguna untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai performa bisnis atau data tertentu.
Dengan dashboard, pengguna dapat melihat hubungan antar variabel, melakukan analisis interaktif, dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang disajikan secara visual. Fungsi utamanya adalah menjadikan data lebih mudah dimengerti, bahkan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang teknis.
Persiapan Sebelum Membuat Dashboard
Sebelum mulai menyusun dashboard, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan. Pertama, Anda harus menentukan tujuan dashboard: apa yang ingin Anda sampaikan? Apakah untuk melihat tren penjualan, mengukur performa kampanye, atau menganalisis kehadiran karyawan?
Selanjutnya, siapkan data yang relevan dan bersih. Pastikan struktur datanya jelas dan tidak ada kesalahan input. Jenis data yang umum digunakan antara lain Excel, CSV, Google Sheets, atau koneksi langsung ke database.
Terakhir, pikirkan jenis visualisasi yang paling sesuai untuk menyampaikan insight. Gunakan grafik batang untuk perbandingan, grafik garis untuk tren waktu, peta untuk data geografis, dan pie chart untuk proporsi. Pilihan jenis grafik akan sangat mempengaruhi kejelasan pesan yang ingin disampaikan.
Langkah-Langkah Membuat Dashboard di Tableau
Membuat dashboard di Tableau adalah proses kreatif sekaligus teknis yang bisa dilakukan oleh siapa saja—baik pemula maupun profesional. Untuk menghasilkan dashboard yang efektif, Anda perlu mengikuti alur kerja yang terstruktur. Berikut penjelasan tiap langkah secara lebih mendalam:
1. Membuat Visualisasi di Worksheet
Langkah pertama adalah membuat visualisasi dasar di masing-masing worksheet. Tableau memungkinkan Anda membuat berbagai jenis grafik seperti:
- Grafik batang (bar chart) untuk perbandingan kategori
- Grafik garis (line chart) untuk tren waktu
- Peta geografis (map) untuk lokasi data
- Scatter plot untuk menunjukkan hubungan antar variabel
Gunakan fitur drag-and-drop Tableau untuk memilih dimension (seperti kategori produk, wilayah, tanggal) dan measure (seperti jumlah penjualan, profit, total kunjungan). Anda bisa membuat beberapa worksheet sekaligus—satu grafik per worksheet—yang nantinya akan digabungkan dalam dashboard. Sebaiknya, beri nama yang jelas untuk setiap worksheet, misalnya “Penjualan per Wilayah” atau “Tren Bulanan”, agar mudah dikenali saat penyusunan dashboard nanti.
2. Masuk ke Tab Dashboard
Setelah Anda memiliki semua visualisasi yang dibutuhkan, klik tab “Dashboard” yang berada di bagian bawah area kerja Tableau. Anda akan masuk ke tampilan baru berupa kanvas kosong tempat Anda menyusun layout dashboard.
Di sisi kiri, Anda akan melihat daftar worksheet yang telah Anda buat. Anda cukup menyeret (drag) worksheet tersebut ke dalam area dashboard. Setiap worksheet akan tampil dalam satu panel, dan Anda bisa mengatur posisi, ukuran, dan urutannya sesuai kebutuhan.
Langkah ini merupakan tahap awal menyatukan semua elemen visualisasi Anda dalam satu tampilan utuh.
3. Menata Layout Dashboard
Tata letak dashboard sangat memengaruhi bagaimana pengguna memahami informasi yang Anda tampilkan. Susun elemen-elemen berdasarkan alur logis dan hierarki informasi. Contohnya:
- Letakkan grafik utama (seperti total penjualan) di bagian atas
- Tambahkan grafik pendukung (seperti tren waktu atau kategori) di bawahnya
- Simpan filter atau kontrol interaktif di sisi kiri atau kanan
Anda bisa menyesuaikan ukuran dashboard secara manual (misalnya 1000×800 px) atau memilih preset yang cocok untuk tampilan di desktop, tablet, atau smartphone. Tableau juga menyediakan opsi “Fit to Window” agar dashboard menyesuaikan ukuran layar pengguna. Pastikan semua elemen tidak bertumpuk dan memiliki cukup ruang agar dashboard tetap nyaman dilihat.
4. Menambahkan Filter dan Interaktivitas
Salah satu keunggulan Tableau adalah kemampuannya membuat dashboard interaktif. Anda bisa menambahkan:
- Dropdown filter untuk memilih kategori tertentu
- Slider waktu untuk menyaring data berdasarkan rentang tanggal
- Aksi (actions) seperti filter actions, highlight actions, atau URL actions untuk membuat grafik saling terhubung
Contohnya, pengguna bisa klik pada grafik wilayah Jawa Barat, dan otomatis seluruh grafik lainnya menampilkan data hanya dari wilayah tersebut. Interaktivitas semacam ini membantu pengguna menjelajahi data sendiri sesuai kebutuhan mereka. Gunakan interaktivitas secara bijak—jangan sampai terlalu banyak kontrol yang justru membingungkan pengguna.
5. Menyempurnakan Tampilan
Setelah struktur dashboard selesai, saatnya menyempurnakan tampilannya agar terlihat profesional. Anda bisa:
- Menambahkan judul dashboard yang jelas dan ringkas
- Menyisipkan teks penjelas atau insight penting di bawah grafik
- Menambahkan gambar logo atau elemen visual lain seperti divider dan spasi
- Menyesuaikan warna grafik agar konsisten dan mudah dibaca
Pastikan Anda tidak menggunakan terlalu banyak warna atau font yang mencolok. Tujuannya adalah membantu pengguna fokus pada data, bukan teralihkan oleh desain. Gunakan prinsip desain visual yang bersih dan seimbang untuk hasil akhir yang elegan dan mudah dipahami.
6. Preview dan Pengujian
Langkah terakhir sebelum menyimpan atau mempublikasikan dashboard adalah melakukan preview dan pengujian menyeluruh.
Beberapa hal yang perlu Anda periksa:
- Apakah semua filter bekerja sesuai fungsinya?
- Apakah interaktivitas antar grafik berjalan dengan baik?
- Apakah ukuran elemen sudah proporsional dan tidak saling menumpuk?
- Apakah dashboard tetap terlihat baik di ukuran layar yang berbeda?
Lakukan simulasi sebagai pengguna: coba klik, ubah filter, dan jelajahi semua bagian. Jika perlu, minta rekan Anda menguji dashboard tersebut dan berikan masukan untuk perbaikan. Dashboard yang baik bukan hanya bekerja secara teknis, tapi juga memberikan pengalaman eksplorasi data yang menyenangkan dan informatif.
Contoh Kasus Dashboard Tableau
Berikut beberapa contoh penggunaan dashboard Tableau dalam berbagai skenario:
- Dashboard Penjualan Wilayah: Menampilkan penjualan harian atau bulanan berdasarkan wilayah geografis dan jenis produk.
- Dashboard Keuangan: Memonitor pengeluaran, pemasukan, profit margin, dan arus kas secara berkala.
- Dashboard Sosial Media: Menampilkan engagement rate, pertumbuhan followers, dan performa konten dari berbagai platform.
- Dashboard Kehadiran Karyawan: Visualisasi data absensi, keterlambatan, dan jam kerja dalam bentuk kalender atau grafik tren.
Contoh-contoh ini bisa Anda buat dari data sederhana dan dikembangkan sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Tips Membuat Dashboard yang Efektif
Dashboard bukan hanya soal desain yang menarik, tetapi bagaimana data disajikan agar mudah dipahami, cepat dianalisis, dan mampu mendukung pengambilan keputusan. Untuk memastikan dashboard Anda benar-benar efektif, berikut penjelasan lebih mendalam dari beberapa tips penting:
-
Fokus pada Insight Utama
Salah satu kesalahan paling umum dalam membuat dashboard adalah menampilkan terlalu banyak informasi sekaligus. Terlalu banyak grafik atau angka yang tidak relevan justru membingungkan pengguna. Sebaliknya, dashboard yang baik harus menyampaikan insight utama secara ringkas dan langsung ke inti.
Misalnya, jika Anda membuat dashboard penjualan, prioritaskan grafik seperti tren penjualan harian, produk terlaris, dan pencapaian target—bukan menampilkan semua data pelanggan dalam satu layar. Tujuan utama dashboard adalah membantu pengguna menjawab pertanyaan penting, bukan memuat semua data yang tersedia.
-
Gunakan Warna dengan Konsisten
Warna bisa memperkuat pesan visual, tapi jika digunakan secara berlebihan atau tidak konsisten, justru akan mengganggu fokus pengguna. Gunakan palet warna yang seragam dan sesuai dengan identitas visual perusahaan Anda. Misalnya, gunakan satu warna untuk “positif” (hijau) dan satu warna untuk “negatif” (merah), bukan berganti-ganti tiap grafik.
Warna juga sebaiknya digunakan untuk menekankan perbedaan atau kategori tertentu—bukan sebagai hiasan semata. Ingat, warna yang baik membantu pengguna memahami data dengan lebih cepat.
-
Beri Ruang Kosong (White Space)
Ruang kosong atau white space bukanlah ruang yang sia-sia. Justru, dalam desain dashboard, white space penting untuk memberikan napas visual. Dashboard yang terlalu padat membuat mata lelah dan pikiran kewalahan, apalagi jika semua elemen saling berdekatan tanpa batas yang jelas. Dengan memberi jarak antar elemen visual, Anda membantu pengguna menavigasi dan memahami alur informasi secara lebih nyaman. Ini juga membantu membedakan bagian-bagian penting dari informasi pelengkap.
-
Uji Interaktivitas
Interaktivitas adalah salah satu keunggulan utama Tableau dibandingkan grafik statis. Namun fitur interaktif seperti filter, aksi klik, parameter, dan drill-down harus diuji dengan baik. Pastikan semua filter bekerja sesuai ekspektasi dan tidak saling bertabrakan. Cobalah dashboard dari sudut pandang pengguna yang baru pertama kali membuka. Apakah jelas cara menggunakannya? Apakah filter terlalu banyak dan membingungkan? Interaktivitas yang buruk bisa membuat pengguna frustrasi dan akhirnya tidak menggunakan dashboard sama sekali.
-
Gunakan Font yang Mudah Dibaca
Pemilihan font juga sangat memengaruhi kenyamanan membaca dashboard. Hindari font dekoratif atau yang terlalu tipis. Gunakan font standar seperti Segoe UI, Arial, Roboto, atau Helvetica, yang sudah terbukti jelas dibaca di berbagai layar. Ukuran font juga harus proporsional. Judul bisa sedikit lebih besar, tapi pastikan label dan angka tetap terbaca meskipun dashboard dilihat dari layar kecil seperti laptop atau tablet. Gunakan penekanan huruf (bold atau italic) secara strategis untuk menarik perhatian ke data penting.
Dashboard yang efektif tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menyampaikan informasi penting secara jelas, cepat, dan mudah dipahami. Saat Anda membuat dashboard, selalu tempatkan diri Anda sebagai pengguna: apakah data ini mudah dimengerti? Apakah tampilannya nyaman? Apakah insight-nya langsung terlihat?
Mengikuti prinsip desain ini akan membantu Anda menciptakan dashboard yang benar-benar bermanfaat—bukan hanya visual, tapi juga strategis.
Kesimpulan
Membuat dashboard di Tableau adalah proses yang terstruktur dan fleksibel. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa membuat visualisasi data yang menarik dan bermanfaat, baik untuk analisis pribadi maupun kebutuhan organisasi. Tidak perlu ahli pemrograman — cukup memahami data dan memiliki kejelasan tujuan visualisasi.
Tingkatkan kemampuan analisis data Anda bersama VisiData, partner resmi Tableau di Indonesia yang siap membantu dengan solusi visualisasi data profesional.



